Senin, 24 Agustus 2009

Infrastruktur di Turi, Mengenaskan

Kondisi geografis yang kurang mendukung, ditambah predikat sebagai Kabupaten miskin, agakanya membuat perencanaan pembangunan Pemerintah Bojonegoro sedikit lambat.
Setidaknya hal itu dirasakan oleh warga Desa Turi, Kecamatan Tambahrejo, Bojonegoro. Desa yang memiliki sekitar 3.200 jiwa yang terbagi dalam 700 Kepala Keluarga tersebut, masih harus berkutat dengan masalah infra struktur.
Jangankan fasilitas Penerangan Jalan Umum (PJU), kondisi jalan yang menghubungkan antar dukuh pun diakui oleh kepala desa setempat sangat tidak layak. “Bahkan bila ada orang yang sakit, mereka sampai harus berjalan kaki dan menggendongnya. Lha wong jalannya tidak bisa dilalui kendaraan jenis apapun dengan baik,” terang Suman, Kepala Desa setempat.
Dirinya mencontohkan, bahwa untuk mencapai pusat desa yang hampir seluruh fasilitas umumnya tersedia, dari Dukuh Mbeti hingga diperlukan perjalanan sekitar 13 Km. “Tidak ada perbaikan sama sekali,” tambahnya.
Selain dirasa menggangu aktifitas warga disaat-saat penting, kondisi tersebut juga dirasa menghambat pertumbuhan ekonomi setempat. “Disini mayoritas hidup dengan mengandalkan hasil pertanian,” terangnya.
Sehingga saat musim panen tiba, para petani pun terpaksa mengeluarkan energi ekstra untuk dapat memasarkan hasil panen mereka. “Tidak ada yang bisa masuk, para petani ya harus membawa hasil panennya keluar,” pungkasnya.
Warga berharap agar pemerintah setempat memberi perhatian khusus terkait masalah tersebut. Merka bahkan mengaku merasa terisolir akibat buruknya infrastruktur di wilayah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar