
Kami selalu mengucapkan kata Selamat Pagi saat melakukankegiatan diluar ruang. Meskipun itu sudah tidak pagi lagi
Kalau boleh menterjemahkan, semangat Selamat Pagi dan Salam Jurnalistik adalah untuk menggambarkan pola hidup seorang wartawan. Yang selama 24 jam harus selalu merasa hari baru dumulai dan terus melakukan aktifitas jurnalistik.
Kemudian, berawal dari tambahan motto kepengurusan Persatuan Wartawan Bojonegoro yang baru: Wartawan Bojonegoro Harus Lebih Baik, yang melengkapi motto sebelumnya: Tiada Hari Tanpa Menulis, Tiada Hari Tanpa Belajar, maka melalui Musyawarah Anggota I, dalam agenda rapat komisi, di-gedok-lah keputusan penerbitan media cetak.
Sengaja dipilih nama Jurnal 15 Bojonegoro [baca: Jurnalis Bojonegoro], karena direncanakan rutin terbit pada tanggal 15 setiap bulannya. Yang berbeda secara fisik adalah mengenai atributnya, seluruh awak Jurnal 15 Bojonegoro, dipastikan tidak akan dibekali kartu pers. Bukan tanpa alasan, karena seluruh awak Jurnal 15 Bojonegoro adalah para wartawan yang tergabung di dalam Persatuan Wartawan Bojonegoro.
Selain atribut, artikel dan Jurnal berita yang akan disajikan pun tergolong berbeda. Dilengkapi dengan opini dari kalangan pers Bojonegoro, sajian utama kami merupakan berita bergaya semi investigatif dan penjurnalan peristiwa.
Dikelola secara bergantian oleh forum-forum di tubuh PWB, dimaksudkan agar nantinya dapat dijadikan sebagai wadah pembelajaran manajemen usaha penerbitan media cetak secara mandiri.
Dalam edisi perdana ini, kami selaku redaksi dan pengelola yang dinamakan Forum 1, mencoba menyajikan Bendung Gerak (Bojonegoro Barrage). Dipilih tema tersebut, karena Bojonegoro sendiri memiliki ciri khas, yakni Bengawan Solo, Pohon Jati, Minyak dan Gas Bumi, serta tanaman Tembakau.
Ditambah dengan rubrik budaya dan pelajar yang memang bertujuan untuk bersinergi secara positif dengan mereka, yakni melalui propaganda budaya. Selain itu, kami juga mencoba untuk melakukan sinergi dengan instansi-instansui yang ada di Bojonegoro, tentunya demi kebaikan bersama.
Secara konsep, sebenarnya gagasan penerbitan media cetak ini adalah demi menjaga profesionalisme wartawan, serta membantu pemerintah melalui kritik yang bersifat membangun dan mensosialisasikan program-prgram yang bersentuhan langsung dengan rakyat banyak..
Berbagai kritikan, yang kami anggap sebagai cambuk, juga mewarnai keinginan kami untuk menerbitkan media cetak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar